Mengenai Saya

Foto saya
gue wanita kristen yg hidup mandiri dan suatu hari akan meninggalkan dunia. #12 basketball

Jumat, 15 April 2011

DELAPAN DUA

pas hari selasa gue devin,arya,ria, dan ade pergi menjenguk saski yg sedang sakit dirumah sakit Mitra Keluarga, seneng bgt, pas lagi kangen sm saski, eh akhirnya ktemu dan sempet foto2 lhoo ^^








senangnya :D

sahabat sejati

dulu sewaktu gue masuk SMP gue ngalamin banyak perubahanm dan juga gue mempunyai sahabat

namanya : SASKIA ANDIANE HIDAYAT
dia selalu ada buat gue, yah kadang ngeselin tapi gue sayang bgt sm dia :D

 waktu lagi main dirumah saski :D

nice! gue gamau kehilangan SASKI

Kamis, 07 April 2011

Penyesalan seorang ayah



Disuaatu ketika ada seorang ayah dan anak laki2nya yg berusia 9thn yg bernama Samuel. Samuel ini adalah anak yg sangat cepat larinya, bisa dibilang dia berbakat dalam olahraga marathon. Ayah itu sangat bangga dan sangat mengasihi ia, disuatu ketika sang ayah mengikuti sebuah acara porseni yg diadakan suatu sekolah. Disana ia melihat berbagai macam lomba olahraga. Lalu ia berfikir dan berniat untuk mengikuti lomba-lomba itu dengan mendaftarkan anaknya. Disaat acara selesai, ada seorang pria dewasa sedang membagi-bagikan selbaran kertas kepada setiap orang yg datang ke porseni tersebut, lalu ayah Samuel menerima selebaran itu dan hendak membaca yg bertuliskan ttg “LOMBA LARI CEPAT “ lalu dia segera pulang dan membawakan kabar sukacita ini kepada sang anak. “samuel, Samuel, ?” panggil sang ayah , “iyah ayah ada apa?” jawab Samuel. Ada sebuah kompetisi lomba lari tingkat nasional apakah kamu ingin mengikutinya? Tanya ayah. “wah, akan kuserahkan semua kepastian kepada ayah, karena aku ingin memberikan yg terbaik kepada ayah” jawab Samuel. Lalu sang ayah langsung memeluk anaknya. Akhirnya Samuel didaftarkan oleh ayahnya dalam komptisi itu. Sang ayah tak mau berdiam diri hingga pada saat waktu lomba itu tiba, dengan cucuran keringat. Dia melatih sang anak untuk mempercepat lari, setelah Samuel pulang sekolah sang ayah selalu mengajak ia ke sebuah gor agar dia dapat melatih anaknya itu. Setiap hari ia selalu memberikanlatihan kepada Samuel. “ayah,  mengapa engkau terus mengajak aku untuk latihan, padahal aku kan sudah cukup cepat berlari?” Tanya Samuel, “ayah hanya ingin kau memenangkan piala itu dalam kompetisi ini” jawab sang ayah. Dengan melihat semangat ayahnya Samuel merasa bangga dan ingin memberikan yang TERBAIK untuk ayahnya, dan tidak ingin mengecewakan ayahnya. Lalu 5 hari paska kompetesi itu dimulai, sang ayah memberikan latihan yang sangat keras untuk anaknya, padahal anak nya itu meminta agar untuk memberikan waktu untuk istirahat, tetapi ayahnya ini sangat keras dan semakin menyuruh anaknya mempercepat larinya. Samuel pun merasa semakin optimis, dia ingat dgn kata2nya, bahwa dia akan ingin memberikan yg TERBAIK untuk ayahnya. Akhirnya Samuel meninggalkan rasa lelahnya itu dan mulai mempercepat gerakan kakinya, dia semakin kencang, dan kencang hingga dia tidak dapat mengatasi kecepatan gerakan kakinya itu, sehingga dia terjatuh dan berdarah. Ayah Samuel segera menghampiri Samuel dan menggendongnya dan membawanya ke sebuah rumah sakit terdekat. Lalu Daniel langsung dibawa ke sebuah ruang UGD . Lalu sang ayah menunggu hasil dari kabar anak itu. Tak lama kemudian sang dokter keluar untuk memberitahu hal-hal yg harus disampaikan. Lalu sang ayah mengikuti sang dokter hingga ruangan dokter. “bapa, saya ingin memberitahukan beberapa kejadian yg harus saya sampaikan. Kaki anak bapa mengalami luka yg mengakibatkan patah tulang pada kaki kirinya, sehingga dia harus mengalami pengamputasian kaki” setelah mendengar akan hal itu ayahnya merasa sangat menyesal dan pasrah akan apa yg terjadi pada sang anak. Lalu dokter sesegera mungkin untuk mengamputasi kakinya. Setelah diamputasi, akhirnya Samuel dapat dipindahkan keruangan rawat inap. Lalu ia bertanya kepada sang kepada kedua orangtuanya  “mengapa kalian berdua menangis?” .. kedua orangtua nya hanya bisa terdiam. Dan pada akhirnya, ia menyadari bahwa salah satu dari kakinya sudah tidak ada. Lalu ia menangis menjerit . “AYAH, kembalikan kakiku. Aku akan mengikuti kompetisi lari ayah, aku tidak mau membatalkannya. Aku ingin memberikan yg terbaik untukmu. Aku ingin memenangkan kopetisi itu ayah!”  ayahnya hanya bisa terdiam, Samuel sekarang telah menggunakan kursi roda. Dia sangat kecewa pada dirinya senidiri, walaupun memang tak sepenuhnya salah ia. Hingga akhirnya Samuel diperbolehkan pulang kerumah. Lalu sebelum datangnya hari dimana kompetisi itu akan berlangsung Samuel bertaanya “bagaimana dengan lkompetisi itu? Apakah engkau akan membatalkan nya?” ayahnya diam sejenak dan berkata “tidak”, “bagaimana kita dapat memenangkan kompetisi itu dengan keadaan ku seperti ini? “ Tanya nya lagi, lalu ayahnya hanya bisa terdiam. Hingga pada saat waktu kompetisi itu ayah Samuel dan Samuel mengikuti kompetisi itu sesampai disana ayah Samuel hanya berkata “engkau akan MENANG”  lalu ayah Samuel meninggalkan anaknya untuk mendaftarkan ulang anaknya. Lalu tampak dari jauh bahwa ada perdebatan antara panitia kompetisi dgn ayahnya. Tak lama kemudian ayahnya kembali dan berkata “engkau akan MENANG” Samuel semakin bingung dgn tingkah ayahnya. Lalu detik2 perlombaan dimulai sang ayah pergi untuk berganti baju, dan memakai kostum lomba. Perlu kalian ketahui Samuel tetap akan ikut lomba lari dengan keadaanya seperti ini. Samuel hanya berdiam diatas kursi roda, sementara ayahnya mendorong ia dgn kursi roda. Sepanjang perlombaan berjalan Samuel menangis dan berkata “hentikan semuanya ini” lalu ayahnya tidak menjawab dan terus mengatakan “engkau pasti MENANG!” lalu dalam kompetisi ini sepasang ayah dan anak itu tidak dapat membawa pulang piala tersebut, mereka kalah dari seseorang, yg antara lain mereka juara kedua. Lalu sang ayah sangat menyesal mengapa ia tidak dapat memenangkan kompetisi ini. Samuel merasa bangga kepada ayahnya bahwa ayahnya sangat mengorbankan dirinya demi kesuksesan anaknya.

#belaajar dari cerita ini, kalau kita harus selalu memberikan yg terbaik buat orangtua kita ^^

hati seorang ayah



Disuatu hari, ada seorang sepasang suami istri yg sederhana, suatu ketika ia dikaruniakan seorang anak laki-laki yg bernama Daniel berumur 5tahun.  Ayah Daniel ini seorang pengerja di gereja dimana mereka berjemaat. Ayahnya ini sangat menyayangi Daniel, begitupula Daniel, sangat menyayangi ayahnya. Diselang waktu ayah Daniel bergumul kepada Tuhan untuk meminta sebuah mobil untuk dipakai memberitakan injil, dan setelah 2 tahun ia meminta, akhirnya Tuhan memberikannya. Ia memiliki sebuah mobil yg sangat bagus, sangking bagusnya disetiap kotor sedikit pun itu mobil langsung segera ia bersihkan. Ia sangat memanfaatkan pemberian dari Tuhan dan sangat amat menjaga. Jika ia melihat ada sekiti lumpur atau kotoran pada mobilnya, ia langsung membersihkannya. Daniel sang anak selalu memperhatikan ayahnya dalam membersihkan mobilnya, begitu teliti dalam membersihkan mobil. Suatu ketika ayah Daniel sedang beristirahat di dalam kamar, Daniel hendak berfikir sejenak dan berkata “AKU SANGAT SAYANG KEPADA AYAHKU mengapa aku tidak membantu ayah” lalu ia berlari menuju ayahnya dan meminta ijin untuk membersihkan mobil “ayah, apakah aku boleh membersihkan mobil?” Tanya Daniel, “tidak usah anakku, nanti kamu kecapean” jawab si ayah, “tidak ayah, aku tidak cape. Aku justru bersemangat untuk membersihkan mobil ayah, karena aku ingin membuktikan rasa sayangku terhadap ayah dengan membersihkan mobil” akhirnya sang ayah memperbolehkan ia membersihkan mobil. Lalu dia kedepan untuk menjumpai mobil, dia hendak berfikir dan juga bingung, dengan apakah dia membersihkan mobil ini?” dia hendak berfikir dan mengambil sebuah besi gosok untuk membersihkan cucian panci, “biasanya mamakan membersihkan panci menggunakan ini, pasti memakai ini juga ingin membersihkan mobil” pikirnya. Lalu dengan asiknya dia membersihkan mobil itu dgn besi gosok dan sabun. Dia terus membersihkan mobil itu, lalu ia membilasnya dengan air, dan langsung melihat yang terjadi pada mobil, lalu ia menjerit memanggil ayah sambil masuk kedalam rumah untuk menemui ayahnya. “ayaaah….. mobil yaaaah” kata Daniel,”mengapa dgn mobil Daniel? Tanya ayah, “mobiiiilll yaaah,,,, mobil!’’ Daniel tidak memberikan penjelasan kepada ayahnya, dan akhirnya ayahnya pergi untuk melihat ,mobil tersebut. Sampai didepan sang ayah melihat ada garetan2 yg terdapat pada mobil itu, dan dia langsung berteriak “DANIEL” lalu sang ayah berkata” apa yg telah engkau lakukan ini, ayah tak percaya atas perbuatanmu ini. Tunggu kau disini, ayah akan memberikan pelajaran kepadamu” lalu Daniel hanya dapat mendekap diri  di depan pintu masuk. Lalu sang ayah pergi kekamar, dan berdoa kepada Tuhan “Tuhan, bagaimana ini. Aku tak tau apa pelajaran yg seperti apa yg harus kuberikan atas tingkah anakku ini. Apa yang harus ku lakukan Tuhan.” Lalu setelah 5 menit ia berdoa, ia pergi menemui Daniel. Ayah itu mendekati Daniel, semankin dekat ayah itu semangkin kencang teriakan Daniel. Dgn muka memanas, sang ayah akhirnya memeluk Daniel dan berkata “engkau anak yg kukasihi, engkau anak yg kubanggakan. Biarkan mobil itu bergaret seperti itu nak, tetapi aku sangat menghargaimu, karena engkau membersihkan mobil itu untuk menyatakan rasa sayangmu kepadaku. Aku sangat sayang kepadamu Daniel. Lalu si Daniel memeluk dekapan ayahnya itu.


# jujur dari cerita ini gue belajar untuk memberikan rasa sayang kita dengan apapun caranya itu, asalkan dari dalam diri dan hati ada niat yg baik.