Disuaatu ketika ada seorang ayah dan anak laki2nya yg berusia 9thn yg bernama Samuel. Samuel ini adalah anak yg sangat cepat larinya, bisa dibilang dia berbakat dalam olahraga marathon. Ayah itu sangat bangga dan sangat mengasihi ia, disuatu ketika sang ayah mengikuti sebuah acara porseni yg diadakan suatu sekolah. Disana ia melihat berbagai macam lomba olahraga. Lalu ia berfikir dan berniat untuk mengikuti lomba-lomba itu dengan mendaftarkan anaknya. Disaat acara selesai, ada seorang pria dewasa sedang membagi-bagikan selbaran kertas kepada setiap orang yg datang ke porseni tersebut, lalu ayah Samuel menerima selebaran itu dan hendak membaca yg bertuliskan ttg “LOMBA LARI CEPAT “ lalu dia segera pulang dan membawakan kabar sukacita ini kepada sang anak. “samuel, Samuel, ?” panggil sang ayah , “iyah ayah ada apa?” jawab Samuel. Ada sebuah kompetisi lomba lari tingkat nasional apakah kamu ingin mengikutinya? Tanya ayah. “wah, akan kuserahkan semua kepastian kepada ayah, karena aku ingin memberikan yg terbaik kepada ayah” jawab Samuel. Lalu sang ayah langsung memeluk anaknya. Akhirnya Samuel didaftarkan oleh ayahnya dalam komptisi itu. Sang ayah tak mau berdiam diri hingga pada saat waktu lomba itu tiba, dengan cucuran keringat. Dia melatih sang anak untuk mempercepat lari, setelah Samuel pulang sekolah sang ayah selalu mengajak ia ke sebuah gor agar dia dapat melatih anaknya itu. Setiap hari ia selalu memberikanlatihan kepada Samuel. “ayah, mengapa engkau terus mengajak aku untuk latihan, padahal aku kan sudah cukup cepat berlari?” Tanya Samuel, “ayah hanya ingin kau memenangkan piala itu dalam kompetisi ini” jawab sang ayah. Dengan melihat semangat ayahnya Samuel merasa bangga dan ingin memberikan yang TERBAIK untuk ayahnya, dan tidak ingin mengecewakan ayahnya. Lalu 5 hari paska kompetesi itu dimulai, sang ayah memberikan latihan yang sangat keras untuk anaknya, padahal anak nya itu meminta agar untuk memberikan waktu untuk istirahat, tetapi ayahnya ini sangat keras dan semakin menyuruh anaknya mempercepat larinya. Samuel pun merasa semakin optimis, dia ingat dgn kata2nya, bahwa dia akan ingin memberikan yg TERBAIK untuk ayahnya. Akhirnya Samuel meninggalkan rasa lelahnya itu dan mulai mempercepat gerakan kakinya, dia semakin kencang, dan kencang hingga dia tidak dapat mengatasi kecepatan gerakan kakinya itu, sehingga dia terjatuh dan berdarah. Ayah Samuel segera menghampiri Samuel dan menggendongnya dan membawanya ke sebuah rumah sakit terdekat. Lalu Daniel langsung dibawa ke sebuah ruang UGD . Lalu sang ayah menunggu hasil dari kabar anak itu. Tak lama kemudian sang dokter keluar untuk memberitahu hal-hal yg harus disampaikan. Lalu sang ayah mengikuti sang dokter hingga ruangan dokter. “bapa, saya ingin memberitahukan beberapa kejadian yg harus saya sampaikan. Kaki anak bapa mengalami luka yg mengakibatkan patah tulang pada kaki kirinya, sehingga dia harus mengalami pengamputasian kaki” setelah mendengar akan hal itu ayahnya merasa sangat menyesal dan pasrah akan apa yg terjadi pada sang anak. Lalu dokter sesegera mungkin untuk mengamputasi kakinya. Setelah diamputasi, akhirnya Samuel dapat dipindahkan keruangan rawat inap. Lalu ia bertanya kepada sang kepada kedua orangtuanya “mengapa kalian berdua menangis?” .. kedua orangtua nya hanya bisa terdiam. Dan pada akhirnya, ia menyadari bahwa salah satu dari kakinya sudah tidak ada. Lalu ia menangis menjerit . “AYAH, kembalikan kakiku. Aku akan mengikuti kompetisi lari ayah, aku tidak mau membatalkannya. Aku ingin memberikan yg terbaik untukmu. Aku ingin memenangkan kopetisi itu ayah!” ayahnya hanya bisa terdiam, Samuel sekarang telah menggunakan kursi roda. Dia sangat kecewa pada dirinya senidiri, walaupun memang tak sepenuhnya salah ia. Hingga akhirnya Samuel diperbolehkan pulang kerumah. Lalu sebelum datangnya hari dimana kompetisi itu akan berlangsung Samuel bertaanya “bagaimana dengan lkompetisi itu? Apakah engkau akan membatalkan nya?” ayahnya diam sejenak dan berkata “tidak”, “bagaimana kita dapat memenangkan kompetisi itu dengan keadaan ku seperti ini? “ Tanya nya lagi, lalu ayahnya hanya bisa terdiam. Hingga pada saat waktu kompetisi itu ayah Samuel dan Samuel mengikuti kompetisi itu sesampai disana ayah Samuel hanya berkata “engkau akan MENANG” lalu ayah Samuel meninggalkan anaknya untuk mendaftarkan ulang anaknya. Lalu tampak dari jauh bahwa ada perdebatan antara panitia kompetisi dgn ayahnya. Tak lama kemudian ayahnya kembali dan berkata “engkau akan MENANG” Samuel semakin bingung dgn tingkah ayahnya. Lalu detik2 perlombaan dimulai sang ayah pergi untuk berganti baju, dan memakai kostum lomba. Perlu kalian ketahui Samuel tetap akan ikut lomba lari dengan keadaanya seperti ini. Samuel hanya berdiam diatas kursi roda, sementara ayahnya mendorong ia dgn kursi roda. Sepanjang perlombaan berjalan Samuel menangis dan berkata “hentikan semuanya ini” lalu ayahnya tidak menjawab dan terus mengatakan “engkau pasti MENANG!” lalu dalam kompetisi ini sepasang ayah dan anak itu tidak dapat membawa pulang piala tersebut, mereka kalah dari seseorang, yg antara lain mereka juara kedua. Lalu sang ayah sangat menyesal mengapa ia tidak dapat memenangkan kompetisi ini. Samuel merasa bangga kepada ayahnya bahwa ayahnya sangat mengorbankan dirinya demi kesuksesan anaknya.
#belaajar dari cerita ini, kalau kita harus selalu memberikan yg terbaik buat orangtua kita ^^



Tidak ada komentar:
Posting Komentar